Karena Waktu
Karena Waktu
Koridor sekolah terlihat sangat ramai, karena sekarang memang waktunya istirahat banyak siswa yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing dari mulai membaca novel, mengerjakan PR buat pelajaran nanti, ada yang sedang beli makanan di kantin bahkan sekarang musim kelas 12 sibuk memikirkan masa depan.
Maza termasuk siswa yang sekarang di kantin bersama teman-temannya, Dia anak yang santai tidak terlalu serius dalam memikirkan masa depan, mottonya si kalau bisa besok dilakukan kenapa harus sekarang padahal saat ini Dia menduduki kelas 12 semester akhir.
"Za gue mau ke BK dulu konsis sama Pak Saiful, Lo ikut nggak?" Ajak Melda teman sekelas Maza, Melda ingin Konsultasi mengenai Perguruan Tinggi ke Guru Bk, sekedar ceklis nilai sih takutnya ada yang salah.
"Gue nggak dulu ah besok-besok kan bisa, lagi enak makan nih" tolak Maza seperti biasa, Melda pun tidak memaksa, dia pamit dan segera pergi ke Bk bersama Jihan dan Kamila, karena mereka juga ada sesi ceklis nilai.
"Aku tuh suka heran Bu sama mereka pekerjaannya ke BK mulu, masa ya di kelas juga gitu belajar terus ga pernah berhenti, kalau aku sih ya bu mending sekarang jajan yakan dipuasin" ucap Maza bercerita ke Ibu kantin.
Ibu kantin hanya tersenyum melihat kelucuan Maza yang terus bergumam "haha ya ampun Neng Maza, sekarang mah emang waktunya Neng mikirin masa depan, mau nya kuliah, kerja cari uang yang banyak atau mau nikah, waktu terus berjalan Neng jangan terlalu berdiam tanpa berpikir, mending kalau sudah punya rencana, kalau belum kan berabeh" kata Ibu Kantin dengan bercanda.
"Maza belum mikirin Bu, santai aja dulu nikmatin kehidupan wkwk, ya sudah Bu Maza balik ke kelas dulu ya sudah mau bel."
Ibu Kantin tersenyum dan menggelengkan kepala, sepertinya cuma Neng Maza orang tersantai di Indonesia pikirnya.
Hari demi hari berlalu, Kelas 12 mendekati berbagai ujian pertanda masa SMA akan berakhir, dan sampai saat ini Maza belum memutuskan keinginannya, tentu saja menjadi incaran guru BK karena hanya nama Maza yang kosong tanpa keterangan rencana lulus.
"Maza Lo dipanggil guru BK tuh sekarang ya" Kata Fahmi Ketua kelas.
"Ngapain?" tanya Maza padahal Ia sudah tau alasannya Dia dipanggil.
"Seperti biasa perihal waktu" jelas Fahmi
"Yaelah bosen gue" kata Maza sambil berjalan ke Ruang BK.
Setelah sampai ruang BK disana ada beberapa guru BK tetapi pak saiful sepertinya yang akan mewancarai Maza.
"Maza silahkan duduk" kata Pak Saiful halus.
"Baik Pak" jawab Maza perlahan duduk di kursi berhadapan dengan Pak Saiful.
Terlihat Pak Saiful sibuk dengan kertas di depannya, yang tak lain dan tak bukan adalah list rencana lulus siswa kelas 12, dimana hanya nama Maza yang kosong.
"Jadi gini Maza ini kamu rencananya setelah lulus mau kemana? Saya tau kalau Kamu bingung, setidaknya Kamu sudah punya rencana" jelas Pak Saiful.
"Belum ada Pak, emang harus ya list di situ? kan yang ngejalanin Saya Pak, Saya belum memikirkan" jawab Maza dengan santai.
"Maza Kamu nggak boleh terlalu santai, karena waktu terus berjalan, Kamu harus punya tujuan."
Sudah berapa kali dia mendengar kata waktu sampai sudah muak dengan kata itu. Ia hanya terdiam menanggapi perkataan Pak Saiful.
"Ya sudah kalau Kamu punya rencana ke perguruan tinggi besok pukul 08.00 kamu harus memberikan berkas yang sudah disampaikan ke pihak sekolah, kalau Kamu kerja lusa ada sosialisasi perusahaan kamu harus ikut hadir, pilih salah satu Maza tentukan tujuan Kamu" lanjut Pak Saiful.
"Baik Pak, nanti Saya pikirkan" kata Maza pasrah.
"Jangan nanti, kalau bisa sekarang sambil berjalan ke kelas Kamu pikirkan, ingat besok kesempatan terakhir Kamu?" Maza mengangguk dan pergi kembali ke kelas, di kelas Dia terlihat bingung karena waktu yang diberikan Pak Saiful sangat sedikit, Dia belum konsultasi dengan Orang Tua mengenai rencana lulus, Dia pun belum menyiapkan mental untuk kelanjutan kisahnya.
Karena sudah pusing, Dia meminta saran ke Melda apa yang harus Ia lakukan, ia pun menceritakan semuanya ke Melda kejadian di BK.
"Tuhkan Za, Lo si kelamaan nyantai jadi sekarang waktu berpikir Lo sedikit, gini ya kalau Lo buka sosmed disana buanyak berita orang yang pengangguran karena terlambat dan menyepelekan, lo mau kayak gitu?" nasihat Melda kepada Maza.
"Iya Gue tau, Gue kira waktunya masih lama karena setiap gue dipanggil BK Pak Saiful selalu ngasih waktu yang lama, tapi kali ini nggak, besok loh bayangin besok terakhir." jawab Maza menahan air mata.
"Sekarang gini nanti di rumah, Lo tanya sama keluarga enak nya gimana, dan besok segera temui Pak Saiful" Maza mengangguk dan bergegas pulang ke rumah.
kesokan harinya lagi-lagi Maza telat karena mengulur waktu Ia sampai sekolah pukul 07.30 dimana Ia sangat terburu-buru karena hampir terlambat mengumpulkan berkas.
Melda dan teman-teman melihat Maza berlari sambil membawa map, lalu mereka menyemangati Maza agar ia sampai tepat waktu.
Dan akhirnya ia sampai di ruangan BK dan menyampaikan jika Ia sudah memutuskan rencana lulus, yaitu lanjut ke PTN.
Di ruang BK Pak Saiful tersenyum dan mengacungkan jempol ke Maza, meskipun ia terlambat tetapi ia ingin mengejar waktu itu dengan berlari.
Sampailah di hari kelulusan kelas 12 dan disusul pengumuman penerimaan mahasiswa baru, dan Maza mendapatkan kabar yang bahagia karena ia lulus seleksi.
Sekarang Ia sadar kalau hampir saja terlambat, hampir saja Ia tidak punya tujuan, hampir saja kehilangan masa depan karena terlalu santai dan menganggap waktu sepele, padahal waktu terus berjalan, karena waktu adalah harta yang paling berharga.